on 01 May 2010
foto dulu donk.. yeah!

Dari namanya saja (Canon) mungkin sebagian besar orang sudah tau klw gadget yg akan saya ceritakan adalah sebuah digital camera. Namun, jika ditambah dgn kata "EOS", maka fungsinya bukan sekedar digicam biasa, namun sudah dikategorikan sebagai DSLR camera atau biasa disebut kamera pro (fesional). Klw masih mudeng, simplenya itu kamera yg biasa digunakan para fotografer. :)


this is it, after all parts attached

Buat saya, ini bukan barang yg murah2 amat, pun bukan yg mahal2 amat. But still, need many considerations to buy. Butuh waktu untuk nabung dan cari2 tau informasi tentang stuff yg mo dibeli. Maklumlah, ini hanya sekedar barang tersier namun cukup menguras kocek, artinya barang pelengkap yg klw salah beli maka penyesalan akan selalu terbayang-bayang sehingga pemakaiannya pun tidak sepenuh hati.

Awalnya sih, saya sering meliat teman2 sekantor dan teman2 lain ngumpul buat foto2. Rasanya klw ngumpul begitu, dgn kamera poket yg saya punya (Panasonic Lumix DMC-TZ5), ya agak2 gimana gitu.. Apalagi klw melihat galeri foto mereka yg sengaja dishare, perasaan.. ini hanya gambar biasa tp kesannaya lebih natural, gambarnya lebih tajam dan detail. Saya menyadari kamera saya tidak bisa demikian. Meski dgn bantuan Photoshop, hasilnya tetap blm bisa dibandingkn dgn raw foto dari kamera pro. Walaupun saya tau kedepannya kamera pro ini membutuhkan biaya yg tidak sedikit utk investasinya, seperti beli lensa tele, wide, makro dgn berbagai ukuran, tapi itu lagi2 tergantung kebutuhan. Saya bukanlah seorang fotografer yg menggantungkan hidup dari karya fotographi, jadi utk gonta-ganti lensa sepertinya nanti dulu.

Fleksibilitas kamera pro inilah yg saya suka. Artinya, saya bisa menambah add-in pada body kamera tsb. Seperti lensanya yg bisa digonta-ganti sesuai dgn kebutuhan bahkan dari merk/pabrikan yg berbeda, additional flash, battery, dsb. Berbeda dgn kamera poket yg tidak bisa fleksibel. Once the technology is become old, i.e. the lense's zoom, you cannot upgrade only it. Tapi semuanya kembali lg pd kebutuhannya apa.. dan budgetnya brp.. Jgn spend more cost pdhal tidak semua fitur kita gunakan. Ibarat beli handphone yg support 3G, WiFi, kamera 5 megapixel, touch screen, tp cuma dipake buat telpon dan sms-an. Mubajir.

Lantas knp langsung memilih Canon EOS 450D? Karena buat saya fungsi2 dalam bodynya sudah lebih dari sekedar standar. Memang ada jenis low-end dari merk lain, tapi Canon menjadi pilihan pertama saya dari awal. Lebih user friendly, pilihan lensa lebih banyak, dan tidak perlu diragukan lg. Sebenarnya in my list, tadinya ada EOS 1000D, 450D, dan 550D (diurutkan berdasarkan harga). Keputusan saya jatuh pada yg tengah2 karna ada beberapa fitur dalam 550D yg tidak terlalu saya butuhkan seperti HD movie dan HDMI yg membuatnya menjadi mahal. Sedangkn 1000D, perbedaanya tidak terlalu besar dgn 450D, namun material body plastiknya sepertinya akan membuat lincin bagi tangan saya yg suka keringat. Untungnya 450D yg saya beli tsb sudah termasuk tripod dan SD card 4GB. Cocoklah utk dipakai ke SG dlm waktu dekat ini, biar gk terus2an minta tolong org buat motoin. he3..

Sekali lg, ini hanya pendapat saya, seorang amatir, yg membuat dorongan utk membeli sebuah kamera pro. Silahkan dilihat hasil jepret2 amatir saya:

my lady @Kota Toea

light @Kota Toea

bunga berembun di pekarangan

bubur ayam favorit saya @cikini