on 30 January 2007
Pernah gk mencoba untuk menghitung waktu yang sudah kamu habiskan selama sehari untuk bekerja? Ditambah dengan berapa lama waktu yang kamu habiskan selama di jalan? Trus berapa lama waktu yang kamu gunakan sebelum tidur? Dan berapa lama waktu yang kamu gunakan setelah bangun sebelum berangkat kerja?

Selama memasuki "real world", terlibat berbagai project, aku merasakan working hours yang berbeda. Coz, it's depends on the client and the deadline. Contohnya saja sekarang, aku bekerja mulai jam 08 sampai 19 (at least 10 jam sehari). Pulang ke kosan sudah memakan waktu 1 jam (sudah jam 20). Makan malam, mandi, dsb memakan waktu 1 jam (sudah jam 21). Go to bed sekitar jam 23. Jadi aku cuma punya waktu 2 jam untuk bersantai sebelum tidur. Dua jam ini biasanya kugunakan membaca, mendengar musik, ngobrol dengan teman sekosan, atau ngemil. Asal jangan bengong2 tak menentu lah karna bisa mengundang imajinasi yg gk jelas arah (Marangan-angan kalo istilahnya di bah.Batak).


Jam 06 Pagi aku harus bangun, dan mempersiapkan segala kebutuhan untuk berangkat kerja jam 07. Selang satu jam itu, 20 menit diantaranya kugunakan untuk menikmati waktu yang sedikit itu dengan merasakan hangatnya segelas teh manis dicampur roti tawar. Melihat aksi ini, tadi pagi seorang teman menghampiriku dan mengatakan, "Enak kalilah kau, Nieng. Kurang apalagilah kau ya.." Aku hanya menjawabnya, "Hidup itu harus dinikmati". Aku sangat yakin bahwa dia belum sadar akan betapa berharganya setiap detik, menit yang dia lalui.
But soon, aku akan semakin menghitung waktu jika aku nanti jadi meneruskan kuliahku, maka waktu santaiku pun akan semakin termakan oleh rutinitasku.

Dalam pekerjaan pasti kita dituntut untuk bekerja secara timeline dan tidak santai-santai, nah, kenapa gk kita aj yang berusaha membuat diri kita senang. Ya gk? Kalau bukan kita yang bisa buat senang, lantas siapa lagi?


Life is beautiful, guys. Enjoy it!

on 17 January 2007
Kamu pasti pernah dengar atau bahkan sudah baca buku best seller karya Stephen R.Covey, The 7 Habits of Highly Effective People, yang sekarang sudah menjadi 8 Habits. Selain itu, sudah berapa banyak buku motivasi, pengembangan diri, atau kiat-kiat sukses yang pernah kamu baca selama ini? Dan adakah pengaruhnya yang kuat dalam peningkatan kualitas hidup kamu? Atau justru hanya "buku dongeng pelipur lara" yang dibaca ketika kamu lagi down? Atau malah biar dilihat orang baca buku best seller?

Buku yang baru saja kubaca, sampai saat ini belum terkategori sebagai best seller. Namun, selama yang aku baca, buku karya Darmadi Darmawangsa & Imam Munadhi dengan judul "Fight Like a Tiger, Win Like a Champion" gak kalah dengan karangan Stephen. Secara buku ini ditulis dalam bahasa Indonesia sehari-hari, pasti lebih mudah diresap dan dipahami. Dan dengan melibatkan contoh-contoh general yang rata-rata dihadapi semua umat, aku commit menyatakan buku ini pas buat aku. Buku ini masih tergolong baru karena direlease Agustus 2006.

Awalnya aku iseng lihat-lihat buku di Gramed dan menemukan bahwa persediaan buku ini di rak tinggal 1. Sepintas aku hanya melihat covernya saja yang terbungkus dengan plastik tanpa label harga. Begitu kutanya berapa harga buku ini, ternyata cukup murah untuk dikonsumsi. Buku ini adalah sebuah Peta Rahasia bagi siapa saja yang ingin menemukan jalan menuju peningkatan kualitas hidup secara signifikan dan mewujudkan mimpi-mimpi mereka. Melalui 8 rahasia inti menuju performa puncak dalam buku ini, kamu akan memahami jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut:

“Apa rahasia di balik fenomena sukses-gagal?”
“Bagaimana mempersiapkan dan mewujudkan hidup yang lebih berkualitas?”
“Bagaimana merespons perubahan hidup secara positif dan konstruktif?”
“Bagaimana menemukan strategi jitu dalam merespons setiap kegagalan?”
“Apakah ‘benang merah’ yang membedakan antara para juara dengan mereka yang bermimpi menjadi juara?”
“Bagaimana menemukan dan mendayagunakan kekuatan dahsyat yang bersemayam dalam diri Anda?” dan sebagainya.

Seluruh isi buku merupakan panduan strategis, taktis, dan praktis bagi setiap pembacanya untuk menyelami perinsip-perinsip universal tentang kesuksesan yang berlaku sepanjang masa, karena sesungguhnya… “THERE’S NO SHORT CUT TO SUCCESS!". (Kesannya aku ini seperti tim promosi aja.. he3)

Sayangnya buku ini aku tinggalkan di rumah, di Siantar. Jadi bagi siapa yang mau pinjam, niatnya diurungkan dulu.

on 03 January 2007
BEJ.. BEJ..BEJ.. alias Jakarta Stock EXchange.
Kinilah waktunya daku memasuki dunia perbursa-efekan (gini gk sih nulisnya?). New Project membuat e-reporting di BEJ. Salah satu project elite di jatis, harganya 2,5 M bok! Index beritanya bisa dilihat disini. Kemarin tim kami sudah digembleng (training) slama dua hari dan sepertinya tim ini cukup solid untuk meng-handle project ini. Masa sih? Ada aku, Alex, Tomy, Agus, Welly, Anvid, Albertus, Wiwin, dan Imelda Roswara (kok bisa ketemu lagi ya ini bocah berdua). Dunia memang sudah smakin sempit.

Mulai besok nih, Kamis, tim udah mulai bertempur di JSX. Kan enak tinggal sekali naik busway dari Senen, yah kayak di Bapindo kemarin lah. Secara aku pergi pagi dan pulang malam, rasa-rasanya waktu aktifku sudah hampir tertelan semua. Pulang cepat juga percuma, apa yang mo dikejar di kosan. Tembok yang membisu??? Lagian pulang cepat juga ujung-ujungnya sejam kemudian di kosan. Mana harus ngantri di HCB yg super padat dan puanass lagi. No..no..no.. Ceritanya, kita dikasih meal dan perdiem juga loh, tp gk sebesar di inco dulu. Yang paling enak tuh mealnya, All You Can Eat, bok! Wahh.. gk sperti dulu di Fujitsu harus bawa bekal. Apalagi kalo setiap kali aku tutup project (udh 4x), kan aku buat nego lagi. Yuhuuu.. "Sayang anak - sayang anak" (gk nyambung).

Yang keselnya itu, dresscode untuk cowok harus kemeja lengan panjang and 'No Jeans'. Untung-untung gk disuruh pake dasi kayak karyawan BEJ.