Dirgahayu RI ke-63: 17 Agustus 2008.
Mari rayakan peringatan hari kemerdekaan RI dengan bahagia.
Cinta bangsa dan tanah air Indonesia. Merdeka!
Berbeda dengan perayaan HUT RI sebelumnya yg pernah kulihat di daerah asalku, yg hanya sekedar pemasangan bendera merah putih, disini (Jakarta) warga sepenuhnya berpesta bak halnya merayakan hari besar keagamaan. Masa ia sih? Bayangkan coba, malam sebelum tgl 17, yakni tgl 16 malam, warga selingkungan RT-ku mengadakan acara makan malam bersama. Setiap warga hanya diwajibkan membawa nasi dan tikar, sedangkan lauknya sudah disediakan. Begitu jg dengan Rt2 disekitar kami. Walau ada RT yg tidak memyediakn makan berat, hanya makan ringan saja, yg pasti warga berkumpul pd malam itu. Pernah ngalami yg kayak gini? Ya, kalo dulu di kampungku, hal beginian biasanya diadakn waktu menjelang perayaan Natal. Jadi, ada makan siang bersama satu STM (Serikat Tolong Menolong). Udah gitu, sepulang dari acara mereka bersalam2an. Ini kuamati sendiri. Loh kok..? Kayak taon baru aja.. Sementara kaum perempuan dan anak2 pulang, para lelaki mulai menggelar lapak kartu hingga larut malam.

Keesokannya, 18-an, suasana bukannya makin sepi malah smakin rame. Ampun betul..! Pertandingannya pake acara to be continued sgala. Malas bgt keluar kalo kek gini. Untung 19 bukan hr libur, bisa2 pawai seharian di jalan ini. Overall, ramenya bukan main!
Again, updated 23 dan 240808:
Seminggu sudah berlalu, pun masih ada warga yang merayakannya. Gelar panggung lagi. Aku justru bertanya sendiri, Ini rasa nasionalis yg tinggi atau kebiasaan tahunan semata?
What a long independence day ya, Indonesia.
0 comments:
Post a Comment