Opini: Mengapa Manusia Bisa Sirik?

on 13 November 2006
Well, this is the base question from the part of our life. Terkadang, tanpa sadar kita sudah merasa sirik/dengki to someone else. Aku pernah mengalaminya dan kurasa semua orang di muka bumi ini juga pernah. So, on this chapter.. aku mau mencoba mengekspresikan tulisan tentang mengapa sifat sirik itu bisa terjadi. Check this out!

Berdasarkan apa yang pernah ku alami, rasa sirik datang hanya karena orang lain (yg se-level) lebih hebat dari kita. Keberuntungan yang mereka dapat, tidak seperti apa yang kita dapat. Sirik itu wajar dan alami karena kita melihat sesuatu yang tidak bisa kita dapatkan. Menurut opiniku sendiri, Alasan utama kenapa orang bisa sirik adalah karena apa yang dilihatnya tidak ada pada dirinya. Makanya, orang-orang sering bilang.. sirik adalah tanda tak mampu. Apa benar, ya? Mungkin perlu juga dikonsultasikan sama psikiater.

Sirik sebenarnya bisa digunakan sebagai motifator untuk hidup lebih baik selama kita positive thinking. Tapi tidak jarang orang yang sirik malah merugikan dirinya sendiri. Contoh sederhana.. kita sirik melihat kenapa seseorang bisa tiba-tiba kaya. Orang bijak yang sirik pasti akan lebih semangat dan bekerja keras supaya dia bisa lebih dari itu. Sementara orang bodoh yang sirik akan beranggapan kalau dia bisa kaya karena KKN, menjilat, menyogok, merampok, menantu direktur, berdukun, dan sebagainya. Ironisnya, apa yang bisa mereka lakukan hanyalah menghabiskan waktu dengan bergunjing ria, menjelek-jelekkan/memutarbalikkan fakta, dan merencanakan sesuatu yang kotor. Ini adalah awal dari sebuah kehancuran.

Pertanyaan standard yang harus kita miliki adalah: kenapa saya gak bisa seperti itu ya. Gak punya keahlian. Gak punya kelebihan dibidang tertentu. Semuanya serba rata-rata air alias pas-pasan. Akhirnya ya beginilah. Kamu akan terpaksa melakoni pekerjaan yang sangat tidak disenangi. Tidak berani mengundurkan diri karena khawatir susahnya mencari pekerjaan. Kemampuan standar aja kok sok milih-milih.

Sirik sangat berbeda dengan jealous (cemburu/iri hati). Walau sebagian kecil orang menganggapnya tidak jauh beda. In my opinion, jealous biasanya berkenaan dengan perasaan/hati nurani seseorang dan bisa terjadi kepada orang yang bukan se-level. Akh.. ndak taulah. Itukan pandanganku saja. How about u guys? Dua-duanya pernah? That's normal.

Jadilah orang bijak itu.

0 comments: